Perjumpaan agama Katolik dengan Masyarakat Ganjuran
• Kehidupan Religi pada awal berdirinya Candi Ganjuran ini didominasi oleh masyarakat muslim yang taat
• Sejarah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus atau akrab disebut Candi Ganjuran tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Pabrik gula Gondang Lipuro yang terdapat disebelah utara Gereja yang berdiri pada tahun 1862.
• Pabrik Gula ini dibangun oleh keluarga Schmutzer yang berasal dari orang Belanda
• Keluarga Schmutzer merupakan keluarga Katolik yang pertama yang tinggal di Ganjuran
• Oleh penduduk skitar Keluarga Schmutzer ini dikenal sebagai keluarga yang ramah, suka memberi dan perhatian pada masyarakat sekitar sehingga sangat disegani.
• Sebagai wujud solidaritasnya, mereka membuka kesempatan kerja, mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit Ganjuran
• Karena di daerah Ganjuran belum ada gereja kemudian Keluarga Schmutzer membangun gereja Ganjuran
• Pada perkembangannya agama Katolik mulai diterima oleh masyarakat Ganjuran dan tidak lama kemudian rata-rata pekerja pabrik gula miliknya memeluk agama Katolik.
• Hingga kini umatnya terus berkembang namun pada bulan Mei 2006 Gereja ini roboh karena diguncang Gempa
Bentuk inkulturasi
• Dalam pertemuan sinode para uskup di Roma tahun 1977,tentang katakese yang dikutip oleh Banawiratma (1986:88), telah dikeluarkan naskah terakhir “pesan kepada umat Allah”, yang intinya me
• Menekankan agar warta dan pesan Kristus harus berakar pada kebudayaan setempat.
• Istilah adaptation dari bahasa Latin adaptatio yang berarti penyesuaian (dengan.....) disini berarti penyesuaian Injil dengan kebudayaan, tetapi menekankan perubahan yang sifatnya melintas dan tidak mendalam, hanya secara eksternal atau lahiriah (De Liturgi Romana et Inculturatione, 1995:14)
• Pada hakikatnya Gereja Katolik mengakui bahwa dalam unsur-unsur kebudayaan setempat, dalam masyarakat setempat, dalam masyarakat setempat yang tunduk mentaati kebudayaaannya , terdapat nilai-nilai budaya, moral, kemanusiaan serta religius yang mereka hayati.
• Hal ini menjadi Inspirasi bagi Joseph Schmutzer untuk mendirikan Candi Hati Kudus Tuhan Yesus
• Candi ini bercorak arsitektur Hindu-Jawa (Mataram dan Majapahit) itu mulai dibangun pada 1927 dan diberkati oleh Uskup Jakarta Mgr. van Velsen SJ pada 11 Februari 1930 (tanggal penampakan Bunda Maria di Lordes).
• Pada saat itu bumi Nusantara juga dipersembahkan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus
• Bangunan ini dirancang dengan perpaduan gaya Eropa, Jawa, Buddha dan Hindu.
• Gaya Eropa dapat ditemui pada bentuk bangunan berupa salib bila dilihat dari udara.
• Teras candi yang berhias relief bunga teratai ini mengingatkan kita pada ciri khas agama Buddha
• Candi ini juga kental bernuansa Kebudayaan Jawa-nya.
• Hal ini ditunjukkan dari beberapa hal, antara lain:
1. Batu dari candi ini diambil dari gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan salah satu Simbol Gunung yang di keramatkan oleh masyarakat Yogyakarta
2. Candi ini menghadap ke pantai laut Selatan sebagai simbol penghormatan terhadap Penguasa laut Selatan Yaitu Nyi Roro Kidul
3. Nuansa Jawa juga terlihat pada altar, sancristi (tempat menyimpan peralatan misa), doopvont (wadah air untuk baptis) dan chatevummenen (tempat katekis).
4. Di dalam candi sendiri bertahta patung Kristus Raja, lambang kehadiran Tuhan sebgai Bapa. Patung/ Arca ini berwujud Tuhan Yesus sebagai Raja dengan berpakaian kebesaran layaknya raja Jawa yang duduk diatas singasana tangan kirinya menyibak pakaian depannya dan tangan kanannya menunjukkan ke arah hatinya yang bersinar.
5. Dan diatasnya tertulis Aksara Jawa yang berarti: “Sampeyan Dalem Maha Prabu Yesus Kristus Pangeraning Bangsa “
6. Patung Yesus dan Bunda Maria yang tengah menggendong putranya juga digambarkan tengah memakai pakaian Jawa.
7. Demikian pula relief-relief pada tiap pemberhentian jalan salib, Yesus digambarkan memiliki rambut mirip seorang pendeta Hindu.
8. Gaya Jawa bisa dilihat pada atap yang berbentuk tajug, bisa digunakan sebagai atap tempat ibadah. Atap itu disokong oleh empat tiang kayu jati, melambangkan empat penulis Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
• Sedang dari Hindu sendiri diwakili dengan adanya patirtan atau petirtaan sebagaimana khasnya seperti kebanyakan candi Hindu lain yang usianya jauh lebih tua dari Candi Ganjuran ini, tidak pernah lepas dari sumber mata air.
• Karena orang pertama yang disembuhkan bernama Perwita, maka untuk mengenangnya, air berkhasiat itu kini disebut Tirta Perwitasari.
• Sumber aliran air ini kemudian disalurkan dalam beberapa kran yang berjumlah sembilan, ditempatkan di belakang candi yang dapat dimanfaatkan oleh semua umat
• Dibuat sembilan titik kran juga ada maksud tertentu yang disesuaikan dengan tinggi bangunan candi 9 meter dan jumlah tangga naik ke tingkatan Swarloka tempat arca Hati Kudus Yesus bertahta.
• Dengan diresamikannya Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran sebagai tempat ziarah oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. I Suharyo Pr , pada 1998, maka terpenuhilah persyaratan tempat ziarah seturut Kitab Hukum Kanonik
Pesan iman yang disampaikan dari Candi Hati Kudus Tuhan Yesus
• Joseph selaku arsitek arca itu pasti memperhitungkan tidak hanya didasarkan pada rasa seni yang tinggi tetapi juga iman yang mendalam akan Kristus
• Dalam pengalaman devosinya, Joseph merasakan bahwa dalam Yesus Kristus , Kekuatan yang paling menonjol terletak di hati-Nya
• Ia memperlihatkan Hati Kudus-Nya yang bernyala-nyala kepada semua orang ,siapapun, apapun adanya, apapun sikapnya disikapi sama yaitu DICINTAI secara total dan tanpa pamrih.
• Sedangkan pakaian Jawa yang dikenakan Kristus Raja hendak memperlihatkan bahwa cinta Yesus mengatasi ruang dan waktu.
• Hatinya yang tertikam( menggambarkan bahwa sebelum Yesus wafat di kayu salib seorang prajurit Romawi menghujamkan tombaknya tepat si hatinya untuk memastikan bahwa Yesus harus benar-benar mati saat disalib ) mengalirkan berkat untuk semua orang sepanjang masa.
• Maka pakaian Jawa dapat menyatakan bahwa Yesus penuh cinta hadir secara konkret dan menyapa setiap orang dalam budayanya masing-masing tanpa memandang bulu melimpahkan berkat kepada yang memohon.
• Apa yang dialami Schmutzer itu sekarang menjadi pengalaman banyak orang yang datang ke Ganjuran untuk berdoa dan berdevosi( meminta secara khusus)
• Dengan devosi kepada Hati kudus Yesus , mereka semakin merasakan kedekatan dengan Tuhan. Tuhan hadir dan menyapa setiap hati sesuai dengan pengalaman hidupnya .
• Pengalaman ini meningkatkan kedisiplinan diri untuk memupuk hidup rohani, meningkatkan doa dan ibadat, memupuk perasaan religius dan menyegarkan hidup beragama.
• Paroki Ganjuran berusaha mengarahkan agar kehidupan devosional kepada Hati Kudus Tuhan Yesus dengan membuat semacam visi perziarahan yaitu nyuwun berkat, ngalap berkah lan dados berkah ( memohon berkat, menikmati berkat dan menjadi berkat).
• Untuk mewujudkan visi ini sebagian besar pemasukan keuangan dari para peziarah digunakan untuk pelayanan sosial terutama untuk kepentingan orang sakit
• Candi Hati Kudus Yesus berfungsi sebagai tempat meditasi umat Katolik yang ingin mendekatkan diri pada Tuhan . Hal ini disebabkan antara lain:
• Kian merebaknya kemerosotan iman dan moralitas di kalangan umat khususnya dan masyarakat pada umumnya, terlebih lagi di kalangan pimpinan dan tokoh yang seharusnya menjadi panutan
• Kian merajalelanya kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kehidupan dan kelestarian alam ciptaan, sebagaimana yang menggejala dalam aneka kekerasan lahir batin yang dialami anak-anak bangsa.
• Terpinggirkannya tradisi budaya bermuatan nilai-nilai moral-religius yang mampu mengantar umat dan masyarakat pada sikap peduli atas berbagai kondisi yang perlu dibenahi.
• Keprihatinan tersebut menumbuhkan harapan agar makin banyak orang dan para tokoh panutan yang merasakan kasih Hati Kudus Tuhan Yesus, sehingga mampu menimba nilai-nilai kasih, lalu mengamalkannya di mana pun mereka berada, sehingga menjadi berkat bagi orang lain.
0 comments:
Posting Komentar