Pernah suatu ketika Si A berbincang santai dengan salah satu temannya di salah satu sudut kampusnya, di bernama Si B. Di tempat yang rindang dan hanya ada mereka berdua saat itu..memang suasana kampus saat itu sudah sepi karena kegiatan perkuliahan saat itu sudah selesai. Perbincangan kami mengalir begitu saja hingga mereka tidak sadar kalau ada seorang pengemis yang mendekat. Kedatangannya sontak mengejutkan mereka karena mereka merasa waktu itu mereka hanya berdua saja..Seperti biasalah..pengemis itu “memasang” tampang melas sambil menyodorkan mangkok yang berisi beberapa pecahan uang 200an. Kemudian Si A merogoh kantong mencari uang “kecil”, tapi sayangnya mereka tidak dapat menemukannya.
Mereka saling bertanya apakah mereka mempunyai uang “kecil”, yang ada di dompet Si B tinggal pecahan 50000an, 5000an, dan 1000an. Karena mungkin malu dengan atau sungkan terhadap pengemis itu Si B segera menyodorkan uang 1000 tadi dengan bersungut-sungut karena Si B sendiri jarang sekali memberi pengemis dengan uang yang “sebanyak” itu dan lebih parahnya lagi uangnya kini tinggal 55000 yang ia gunakan untuk biaya hidup selama 1 minggu kedepan. Bagi seorang anak kos dari keluarga yang serba pas-pasan uangh 1000 itu sangat berharga.Setelah pengemis itu pergi.
Dari raut muka Si B, Ia tampak menyesal karena memberikan uang tadi.
Kemudian Si A bertanya pada Si B
“Kenapa kamu?ga ikhlas ta?”
“Ngga, bukannya gitu. Aku takut kekurangan uang di akhir minggu nanti karena kiriman uang dari ayahku terlambat .”
“Owh, jadi begitu. Sobat kamu pernah berpikir tidak bahwa apa yang kau berikan pada semua orang itu tidak akan yang pernah percuma?”
Meskipun disaat itu kamu sendiri merasa dirimu merasa kekurangan. Sesungguhnya kamu itu adalah orang yang kaya..karena
“ORANG YANG KAYA ITU ADALAH ORANG YANG MAU MEMBERI SAAT DIA KEKURANGAN.”
Mendengar itu Si B dapat tersenyum penuh arti.
0 comments:
Posting Komentar