Masih dalam rangka Imlek-kan ni. Jadi sementara mosting judul yang ga nyerempet jauh dari kebudayaan China dan Kong Hu Cu (Nabinya orang Cina). Sebenarnya bagaimana dan apa sih ajaran Kong Hu Cu ini? atau yang kerap disebut Konfusianisme. Menurut wikipedia
:
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (å„’æ•™) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Beliau meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu.
Sedangkan Intisari ajarannya itu adalah:
* Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
o 1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
o 2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
o 3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
o 4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
o 5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
o 6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
o 7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
o 8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
* Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):
o Ren - Cintakasih
Dalam Kitab Suci Agama Khonghucu (SI SHU), pembahasan tentang Cinta Kasih terdapat pada Kitab Ajaran Besar sebanyak 1 Pasal 2 ayat, Kitab Tengah Sempurna 1 pasal 2 ayat, Kitab Sabda Suci 12 pasal 34 ayat dan Kitab Meng Zi 8 pasal 19 ayat. Pada Kitab Sabda Suci XII : 1 menyatakan Cinta Kasih itu adalah mengendalikan diri pulang kepada kesusilaan dan sangat tergantung kepada usaha diri sendiri, maka Nabi Bersabda, "Yang tidak susila jangan dilihat, Yang tidak susila jangan di dengar, Yang tidak susila jangan dibicarakan, dan Yang tidak susila jangan dilakukan". Pada ayat lain, Sabda Nabi menyatakan bahwa "apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain".Disamping beberapa ayat tersebut di atas telah menjadi pegangan hidup bagi umat Khonghucu, ada 2 ayat lagi yang tidak asing ditelinga yaitu : "Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lain pun tegak ; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lain pun maju". (Sabda Suci VI : 30 : 3)."Seorang yang berperi Cinta Kasih rela menderita lebih dahulu dan membelakangkan keuntungan. Demikianlah orang yang berperi Cinta Kasih".
o Yi - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
Pembahasan tentang kebenaran/ keadilan terdapat pada Kitab Ajaran Besar sebanyak 2 pasal 2 ayat. Tengah Sempurna 3 pasal 6 ayat, Sabda Suci 4 pasal 5 ayat dan Meng Zi 6 pasal 8 ayat. Kebenaran itu adalah kewajiban hidup dan jalan lurus, seringkali disebut bahwa kebenaran adalah Jalan sedangkan kesusilaan adalah pintu. Maka dikatakan apabila hendak menemui seorang bijaksana dengan tidak memakai cara yang berlandas Jalan Suci, laksana menyuruh orang masuk rumah tetapi menutup pintu". (Meng Zi VB: 7:8).Dalam Kitab Meng Zi IIIB: 9:9, menyatakan bahwa Ajaran Yang Cu hanya mengutamakan diri sendiri. Tidak mau mengakui adanya pemimpin. Bik Cu mengajarkan Cinta yang menyeluruh sama ; tidak mengakui adanya orang tua sendiri ! yang tidak mengakui adanya orang tua sendiri dan adanya pemimpin sesungguhnya hanya burung atau hewan saja..........Kalau ajaran Yang Cu dan Bik Cu tidak dipadamkan, jalan Suci Kong Zi tidak akan dapat bersemi ; kata-kata jahat itu akan membodohkan rakyat, menimbuni Cinta Kasih dan kebenaran. Bila Cinta Kasih dan Kebenaran tertimbun, ini seperti menuntun binatang memakan manusia, bahkan mungkin manusia makan manusia.Oleh karena itu bahwa ajaran yang tidak mengakui adanya orang tua sendiri dan adanya pemimpin sangat bertentangan dengan kebenaran/ keadilan. Sedangkan ajaran Nabi Agung Kong Zi memposisikan Laku Bakti kepada orang tua di atas segala-galanya setelah Tuhan dan Nabi.
o Li - Kesusilaan, Kepantasan
Pembahasan tentang Kesusilaan terdapat pada Kitab Tengah Sempurna sebanyak 4 pasal 6 ayat, Sabda Suci 16 pasal 40 ayat dan Meng Zi 8 pasal 16 ayat. Dalam kamus Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta arti kata dari kesusilaan adalah kesopanan ; sopan santun, keadaban. Pada jaman sekarang, kesopanan atau kesusilaan sudah merupakan barang mahal. Maksudnya adalah semakin langka orang berlaku sopan terhadap orang tuanya, saudara-saudara tuanya, orang-orang lain yang lebih tua. Perkembangan ini menunjukkan suatu kemerosotan moral dan cukup memprihatinkan.Dalam banyak hal yang akan kita lakukan, Nabi Agung Kong Zi memberikan Sabda, "Melakukan hormat tanpa tertib kesusilaan, akan menjadikan orang repot. Berhati-hati tanpa tertib kesusilaan, akan menjadikan orang serba takut. Berani tanpa tertib kesusilaan, akan menjadikan orang suka mengacau. Dan jujur tanpa tertib kesusilaan, akan menjadikan orang berlaku kasar". (Sabda Suci VIII : 2). Jadi setiap perbuatan, menurut kita sudah baik dan benar masih perlu diukur dengan parameter kesusilaan. Agar apa yang telah dihasilkan (Out-putnya) masih dalam kerangka harmonis, seimbang dan selaras.Disamping itu, dalam Sabda Suci XX : 3 : 2 menyatakan bahwa, "Yang tidak mengenal Kesusilaan, ia tidak dapat teguh pendirian". Dengan demikian setiap Insan dituntut untuk mengenal Kesusilaan. Agar hubungan sesama manusia di dalam keluarga, masyarakat dan negara adanya keharmonisan. Dan pada ayat lain ditegaskan oleh Nabi, "Tegakkan Pribadimu dengan kesusilaan". Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
o Zhi - Bijaksana
Pembahasan tentang kebijaksanaan terdapat pada Kitab Ajaran Besar sebanyak 4 pasal 10 ayat, Tengah Sempurna 5 pasal 5 ayat, Sabda Suci 14 pasal 42 ayat dan Meng Zi 9 pasal 23 ayat. Kebijaksanaan asal kata dari bijak artinya pandai, mahir, selalu menggunakan akal budinya (W.J.S. Poerwadarminta). Nabi bersabda, "Orang yang memahami ajaran lama lalu dapat menerapkan pada yang baru, dia boleh dijadikan guru". (Tengah Sempurna XXVI : 6). Kata-kata atau ungkapan yang bijak selalu berlaku sepanjang masa, maka Nabi Agung Kong Zi dijuliki Nabi Sepanjang Masa.Dalam kehidupan kita sehari-hari, bagaimana cara agar kita dapat bertindak bijak ? Dalam Kitab Sabda Suci III:21:2, menyatakan, "Hal yang sudah terjadi tidak perlu dipercakapkan, hal yang sudah terlanjur tidak perlu dicegah, dan hal yang sudah lampau tidak perlu disalah-salahkan". Dalam hal ini di anjurkan bahwa Orientasi kita adalah kedepan, sedangkan kejadian-kejadian terdahulu merupakan guru atau pengalaman hidup untuk melangkah kedepan, dan selalu memperbaiki serta memperbaharui diri setiap hari.Berhubungan dengan keadaan tersebut di atas, ayat lain menganjurkan, "Balaslah kejahatan dengan kelurusan dan balaslah kebajikan dengan kebajikan". Artinya apabila ada orang berbuat jahat atau jahil kepada kita, maka sadarkanlah orang tersebut dengan perbuatan kita dan apabila orang berbuat baik kepada kita, maka kita juga wajib berlaku baik kepada orang yang bersangkutan.
o Xin - Dapat dipercaya
Pembahasan tentang dapat dipercaya terdapat pada Kibab Ajaran Besar sebanyak 1 pasal 1ayat, Tengah Sempurna 1 pasal 1 ayat, Sabda Suci 6 pasal 7 ayat dan Meng Zi 1 pasal 1 ayat. "Kalau memegang sikap dapat dipercaya itu dilandasi kebenaran, maka kata-katanya akan dapat ditepati. Kalau sikap hormat itu dilandasi tata susila, niscaya menjauhkan malu dan hina. Kalau dapat dekat kepada orang yang patut (Karena jiwanya yang luhur), ia akan mendapatkan pembimbing yang boleh dijunjung". (Sabda Suci I:13). Sikap dapat dipercaya ini memungkinkan manusia mencapai cita-citanya, sedangkan kesombongan dan keangkuhan akan mengakibatkan hilangnya harapan.Dalam kehidupan kita ini setiap manusia menghendaki orang lain bertindak jujur dan dapat dipercaya. Padahal belum tentu dirinya dapat bertindak demikian. Jadi Insan yang mana pun bila berlaku dapat dipercaya akan diterima di mana pun ia berada.
* Lima Hubungan Sosial (Wu Lun):
o Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
o Hubungan antara Suami dan Isteri
o Hubungan antara Orang tua dan anak
o Hubungan antara Kakak dan Adik
o Hubungan antara Kawan dan Sahabat
* Delapan Kebajikan (Ba De):
o Xiao - Laku Bakti
o Ti - Rendah Hati
o Zhong - Satya
o Xin - Dapat Dipercaya
o Li - Susila
o Yi - Bijaksana
o Lian - Suci Hati
o Chi - Tahu Malu
* Zhong Shu = Satya dan Tepa selira/Tahu Menimbang:
"Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain" (Lunyu)
0 comments:
Posting Komentar