Belum reda kita setiap hari mendengar berita tentang dukun cilik ponari asal Jombang Jawa Timur kini ada lagi berita bahwa ada seorang warga Banyuwangi ada yang menemukan khasiat dari batu petir yang ia temukan beberapa tahun lalu. Batu itu ternyata dapat menyembuhkan matanya yang sempat mengalami masalah, dari sinilah ia mempunyai impian jika memang batu ini adalah media penyembuhan yang berasal dari Allah maka ia tidak segan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuannya. Ia bersedia melakukan seperti yang ponari lakukan yaitu membuka tempat praktek pengobatan alternatif yang biasanya disebut dukun. Kalau dilihat-lihat fenomena sperti ini bukan hal yang baru dewasa ini, dulu waktu masa-masanya mistiknya Ratu Kidul atau Nyai Roro Kidul, hampir seluruh Jawa Timur rame-rame memasang potongan bambu kuning untuk dipasang didepan pintu rumah dan potongan yang kecil untuk dikalungkan kepada anak-anak balita, maksudnya disini agar terhindar dari marabahaya. Contoh lain adalah fenomena sosok manusia malam bercadar yang sering disebut ninja, dukun santet sampai yang namanya kolor ijo. Pasti masih banyak yang ingatkan?
Memang seluruh fenomena-fenomena diatas ga pernah lepas dari hal-hal yang berbau mistik dan orang Jawa sangat suka sekali akan hal-hal tersebut.Jadi jangan heran jika mistiknya orang Jawa mendominasi masyarakat Jawa terutama masyarakat Kejawen. Kembali ke topik fenomena pengobatan alternatif tadi, dukun merupakan salah satu orang yang disegani dan dihormati oleh masyarakat Jawa, selain karena mereka memiliki kemampuan untuk menyembuh penyakit tapi juga dikenal sakti. Kalau disuatu desa tidak jarang seorang dukun juga menjabat kepala pemerintahan jadi jangan salah kalau kepala desanya ada yang pagi pergi berdinas di kantor kecamatan terus siang sampai malamnya membuka praktek dirumah.
Penyakit yang biasanya dibawa kepada para dukun itu adalah penyakit non medis alias akibat guna-guna atau yang lazim disebut santet. Penyakit seperti ini memang tidak bisa dijelaskan dan disembuhkan secara medis. Contohnya: Pernah ada seseorang yang mengalami muntah darah berulang-ulang, ia mengeluh badannya lemas dan berak darah setelah dicek di dokter, dicek kadar gula darah normal, dan dinyatakan sehat hanya kelelahan saja. Namun beda hasilnya ketika diperiksakan ke dukun, dia dinyatakan terkena santet dan benar setelah melalui tahap pengobatan didalam perutnya didapati beberapa benda asing antara lain potongan kaca(beling), paku dan rambut. Nah ini yang tidak ada pada pengobatan medis. Selain itu pengobatan alternatif juga relatif murah bahkan ada yang gratis seperti dukun ponari dari Jombang sampai-sampai ribuan orang yang datang. Kalau sudah begini apakah salah jika masyarakat lebih memilih mangantri daripada harus pergi ke dokter? apa lagi memang kondisi ekonomi masyarakat tradisional kita yang lemah.
0 comments:
Posting Komentar