12/15/2008

KEDATANGAN ISLAM DAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI INDONESIA (Makalah)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak zaman prasejara, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagaipelayaran-pelayaran yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak abad Masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian., terutama hasil bumi yang dijual menarik para pedagang terutama dari Cina dan India. Sementara itu, pala dan cegkeh yang berasal dari Maluku, dipasarkan di Jawa dan Sumatera untuk dijual kepada pedagang asing.
Karena perdagangan yang terus berlangsung antara pedagang pribumi dan pedagang asing, terjadi pengislamisasian dari berbagai cara atau saluran. Islam terus berkembang dengan pesat. Dan karena latar belakang ini, maka penulis memberi judul makalah ”Kedatangan Islam dan Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana sejarah masuknya Islam di Indonesia?
2.2 Kerajaan-kerajaan Islam apa saja yang muncul dan berkembang di Indonesia?
1.3 Tujuan
2.1 Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Indonesia
2.2 Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan Islam apa saja yang muncul dan berkembang di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah masuknya Islam di Indonesia melalui babak – babak yang penting :
A. Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah)
Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara.
Para Da’i yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang telah beradptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur sutera (jalur perdagangan) da’wah mulai merambah di pesisir-pesisir Nusantara. Sejak awal Islam tidak pernah membeda-bedakan fungsi seseorang untuk berperan sebagai da’i (juru da’wah). Kewajiban berda’wah dalam Islam bukan hanya kasta (golongan) tertentu saja tetapi bagi setiap masyarakat dalam Islam. Sedangkan diagama lain hanya golongan tertentu yang mempunyai otoritas menyebarkan agama yaitu pendeta. Sesuai ungkapan Imam Syahid Hasan Albana “ Nahnu duat qabla kulla sai “ artinya kami adalah da’i sebelum profesi-profesi lainnya.
Sampainya da’wah di Indonesia melalui para pelaut-pelaut atau pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya juga membawa akhlak Islami sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami. Masyarakat ketika berbenalan dengan Islam terbuka pikirannya, dimulyakan sebagai manusia dan ini yang membedakan masuknya agama lain sesudah maupun sebelum datangnya Islam. Sebagai contoh masuknya agama Kristen ke Indonesia ini berbarengan dengan Gold (emas atau kekayaan) dan glory (kejayaan atau kekuasaan) selain Gospel yang merupakan motif penyebaran agama berbarengan dengan penjajahan dan kekuasaan. Sedangkan Islam dengan cara yang damai.
Begitulah Islam pertama-tama disebarkan di Nusantara, dari komunitas-komunitas muslim yang berada di daerah-daerah pesisir berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan perdagangan dan terus berkembang sampai akhirnya menjadi kerajaan-kerajaan Islam dari mulai Aceh sampai Ternata dan Tidore yang merupakan pusat kerajaan Indonesia bagian Timur yang wilayahnya sampai ke Irian jaya.
B. Babak kedua, abad 13 masehi
Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di Nusantara. Yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya didaerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina diwilayah tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal.
Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan da’wah di Indonesia. Wali Songo mengembangkan da’wah atau melakukan proses Islamisasinya melalui saluran-saluran:
a) Perdagangan
b) Pernikahan
c) Pendidikan (pesantren)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari akar budaya indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah kebudayaan pra Islam yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai budaya setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-niliai Islam.
d) Seni dan budaya
Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat jawa kkhususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media da’wah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia dihadapan Allah dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada diIndonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam.
e) Tasawwuf
Kenyatan sejarah bahwa ada tarikat-tarikat di Indonesia yang menjadi jaringan penyebaran agama Islam.
2.2 Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara
A. Kerajaan-kerajaan Islam pertama di Sumatra
1. Samudera Pasai (abad ke-13 - abad ke-16)
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Krmunculannya sebagai kerajaan Islam diperkirakan mulai awal atau pertengahan abad ke 13 M, sebagai hasil dari proses islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke 13 didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudera Pasai. Dari batu nisan ini dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H atau 1297 M.
Raja pertama pendiri kerajaan adalah Malik al-Saleh. Hal itu diketahui melalui tradisi Hikayat Raja-raja Pasai. Dari hikayat ini terdapat petunjuk bahwa tempat pertama sebagai pusat kerajaan adalah Muara Sungai Peusangan. Ada mdua kota yang terletak berseberangan di muara sungai Peusangan itu, yaitu Pasai dan Samudera. Kota Samudera terletak agak lebih ke pedalaman, dan kota Pasai terletak lebih ke muara.
Pendapat Islam sudah berkembang sejak awal abad ke-13 M, didukung oleh berita Cina dan pendapat Ibn Batutah, seorang pengembara terkenal asal Maroko yang pada abad ke-14 M mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya dari Delhi ke Cina. Menurut sumber Cina, pada awal tahun 1282 M kerajaan kecil Sa-mu-ta-la (samudera) mengirim kepada raja Cina duta-duta yang disebut dengan nama Husein dan Sulaiman. Ibn Batutah menyatakan bahwa Islam sudah hampir seabad lamanya disiarkan di sana. Ia meriwayatkan kesalehan, kerendahan hati, dan semangat keagamaan rajanya, mengikuti mazhab Syafi’i.dan berdasarkan berita pula, kerajaan Samudera Pasai kerika itu merupakan pusat studi agama Islam dan tempat untuk berdiskusi berbagai masalah keagamaan dan keduniawian.
Kerajaan Samudera pasai merupakan kerajaan maritim, basis perekonomiannya adalah perdagangan dan pelayaran. Ditinjau dari segi geografis dan sosial ekonomi, Samudera Pasai memang merupakan suatu daerah yang penting sebagai penghubung antara pusat-pusat perdagangan yang terdapat dikepulauan Indonesia, India, Cina, dan Arab. Dan adanya mata uang itu membuktikan bahwa kerajaan ini pada saat itu merupakan kerajaan yang makmur.
Kerajaan Samudera Pasai berlangsung sampai tahun 1524 M. Pada tahun 1521 M kerajaan ini ditaklukkan oleh portugis yang mendudukinya selama 3 tahun, kemudian tahun 1524 M dianekasiasi oleh Raja Aceh. Kemudian, kerajaan Samudera Pasai berada dibawah pengaruh kesultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam.
2. Aceh Darussalam (abad ke-16 - 1903)
Kerajaan Aceh terletak didaerah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Tapi menurut pendapat Anas Machmud, Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M, diatas puing-puing kerajaan Lamuri. Dan Muzaffar Syah adalah pendiri kerajaan Aceh ini. Menurutnya Kerajaan Aceh Darussalam mulai mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan, karena saudagar-saudagar muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malak memindahkan kegiatan ke Aceh setelah Malaka dikuasai Portugis.
Puncak kekuasaan kerajaan Aceh adalah pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637). Pada saat itu Aceh berhasil menguasai seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat Sumatera. Kemudian digantikan oleh Iskandar Tsani, yang bersikap liberal, lembut, dan adil. Pada masanya Aceh terus berkembang dan pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan tapi, kematiannya diikuti dengan masa-masa bencana. Dan menjel;ang abad ke-18 kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam dirinya, tanpa kepemimpinan dan kacau balau.
B. Kerajaan-kerajaan Islam Di Jawa
1.Kerajaan Demak (1500 - 1550)
Demak pada masa sebelumnya sebagai suatu daerah yang dikenal dengan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit. Kadipaten Demak tersebut dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) yaitu raja Majapahit. Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri dengan melakukan penyerangan terhadap Majapahit.
Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai Demak, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi). Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang
penting bagi kerajaan Demak.
2. Pajang
Kesultanan Pajang adalah pelanjut sebagai pewaris Kerajaan Islam Demak. Sultan atau raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Oleh Raja Demak ketiga, Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diangkat menjadi penguasa di Pajang. Ia memerintah agar semua benda benda pusaka Demak dipindah ke Pajang. Karena pengaruhnya yang besar di Pulau Jawa, ia bergelar Sultan Adiwijaya. Sultan Pajang meninggal tahun 1587 dan digantikan menantunya Aria Pangiri.
Riwayat Kerajaan Pajang berakhir tahun 1618. kerajaan Pajang waktu itu memberontak terhadap Mataram yang ketika itu di bawah pimpinan Sultan Agung. Pajang dihancurkan, rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya.
3. Kerajaan Mataram
Pada awal perkembangannya kerajaan Mataram adalah daerah kadipaten yang dikuasai oleh Ki Gede Pamanahan. Daerah tersebut diberikan oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yaitu raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas jasanya membantu mengatasi perang saudara di Demak yang menjadi latar belakang munculnya kerajaan Pajang. Ki Gede Pamanahan memiliki putra bernama Sutawijaya yang juga mengabdi kepada raja Pajang sebagai komando pasukan pengawal raja. Setelah Ki Gede Pamanahan meninggal tahun 1575, maka Sutawijaya menggantikannya sebagai adipati di Kota Gede tersebut. Setelah pemerintahan Hadiwijaya di Pajang berakhir, maka kembali terjadi perang saudara antara Pangeran Benowo putra Hadiwijaya dengan Arya Pangiri, Bupati Demak yang merupakan keturunan dari Raden Trenggono.
Akibat dari perang saudara tersebut, maka banyak daerah yang dikuasai Pajang
melepaskan diri, sehingga hal inilah yang mendorong Pangeran Benowo meminta bantuan kepada Sutawijaya. Atas bantuan Sutawijaya tersebut, maka perang saudara dapat diatasi dan karena ketidakmampuannya maka secara sukarela Pangeran Benowo menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Pajang dan sebagai kelanjutannya muncullah kerajaan Mataram. Lokasi kerajaan Mataram tersebut di Jawa Tengah bagian Selatan dengan pusatnya di
kota Gede yaitu di sekitar kota Yogyakarta sekarang.
Tindakan-tindakan Sultan Agung sebagai raja Mataram:
-Menundukkan daerah-daerah yang melepaskan diri untuk memperluas wilayah
kekuasaannya.
-Mempersatukan daerah-daerah kekuasaannya melalui ikatan perkawinan.
-Melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia tahun 1628 dan 1629.
-Memajukan ekonomi Mataram.
-Memadukan unsur-unsur budaya Hindu, Budha dan Islam.
Sebab-sebab kehancuran dari kerajaan Mataram:
-Tidak adanya raja-raja yang cakap seperti Sultan Agung.
-Banyaknya daerah-daerah yang melepaskan diri.
-Adanya campur tangan VOC terhadap pemerintahan Mataram.
-Adanya politik pemecah-belah VOC melalui perjanjian Gianti 1755 dan Salatiga
1757.

4.Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah Kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Di awal abad ke-16, Cirebon masih merupakan sebuah daerah kecil yang dibawah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha meruntuhkan Pajajaran yang masih belum menganut Islam.
Dasar pengembangan Islam dan perdagangan kaum Muslimin oleh Sunan Gunung Jati diletakkan di Banten. Dan Banten diserahkan kepada anaknya Sultan Hasanuddin. Sultan inilah yang menurunkan raja-raja Banten. Keutuhan Cirebon sebagai Kerajaan hanya sampai Pangeran Girilaya. Sepeninggalnya, Cirebon diperintah oleh 2 puteranya Martawijaya dan Kartawijaya.
5. Kerajaan Banten
Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi tentang kerajaan Demak, bahwa daerah ujung barat pulau Jawa yaitu Banten dan Sunda Kelapa dapat direbut oleh Demak, di bawah pimpinan Fatahillah. Untuk itu daerah tersebut berada di bawah kekuasaan Demak. Setelah Banten diislamkan oleh Fatahillah maka daerah Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Hasannudin, sedangkan Fatahillah sendiri menetap di Cirebon, dan lebih menekuni hal keagamaan. Dengan diberikannya Banten kepada Hasannudin, maka Hasannudin meletakkan dasardasar pemerintahan kerajaan Banten dan mengangkat dirinya sebagai raja pertama, memerintah tahun 1552 – 1570. Lokasi kerajaan Banten terletak di wilayah Banten sekarang, yaitu di tepi Timur Selat
Sunda sehingga daerahnya strategis dan sangat ramai untuk perdagangan nasional.
Pada masa pemerintahan Hasannudin, Banten dapat melepaskan diri dari kerajaan
Demak, sehingga Banten dapat berkembang cukup pesat dalam berbagai bidang
kehidupan
C. Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi
1. Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang beragama Hindu. Peristiwa pengislaman di awali ketika terjadi pertentangan dalam keluarga istana, antara pangeran Samudera sebagai pewaris sah dengan pamannya Pangeran Tumenggung. Peperangan terus berlangsung, dan patih mengusulkan kepada Pangeran Samudera untuk meminta bantuan Kerajaan Demak.dan Sultan Demak bersedia membantu asal Pangeran Samudera nanti masuk Islam.
Dalam peperangan itu, pangeran Samudera memperoleh kemenangan dan sesuai janjinya, ia beserta seluruh kerabat kraton dan penduduk Banjar menyatakan dirinya masuk Islam.
2. Kutai di Kalimantan Timur
Menurut risalah Kutai,penyebar Islam adalah Dato’ Ri Bandang dari Makasar dan Tuan Tunggang Parangan pada masa pemerintahan Raja Mahkota. Raja Mahkota beruaha keras menyebarkan Islam dengan pedang.proses Islamisasi di Kutai dan daerah sekitarnya diperkirakan pada tahun 1575. Penyebaran lebih jauh ke daerah-daerah pedalaman dilakukan terutama pada waktu puteranya, Aji di Langgar dan penggantinya meneruskan perang ke daerah Muara Kaman.
3. Kerajaan Gowa - Tallo di Sulawesi
Di Sulawesi Selatan pada abad 16 terdapat beberapa kerajaan di antaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo dan Sidenreng. Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan daerah Makasar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia Timur maupun yang berasal dari Indonesia Barat.
Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Rebandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam. Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Malekul Said (1639 – 1653).
Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar.
Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur.
Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar. Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan kerajaan Makasar.
4. Kerajaan Ternate – Tidore di Maluku
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku. Islam masuk ke Maluku pada pertengahan akhir abadke-15. Sekitar tahun 1460 raja Ternate memeluk Islam. Karena usia Islam masih muda di Ternate, Portugis yang tiba tahun 1522 berharap dapat menggantikannya dengan agama Kristen. Dan harapan itu tidak terwujud. Usaha mereka hanya mendatangkanhasil yang sedikit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-13 sampai dengan abad ke-16. Timbulnya kerajaan-kerajaan tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dll. Kerajaan tersebut dapat dibagi menjadi berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya, yaitu di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.
Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara:
1. Kerajaan-kerajaan Islam pertama di Sumatra
a. Kerajaan Samudera Pasai (abad ke-13 - abad ke-16)
b. Kerajaan Aceh (abad ke-16 - 1903)
2. Kerajaan-kerajaan Islam Di Jawa
a. Kerajaan Demak (1500 - 1550)
b. Kerajaan Banten (1524 - 1813)
c. Kerajaan Pajang (1568 - 1618)
d. Kerajaan Mataram (1586 - 1755)
e. Kerajaan Cirebon (sekitar abad ke-16)
3. Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi
a. Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan (1526-1905)
b. Kutai di Kalimantan Timur
c. Kerajaan Gowa - Tallo di Sulawesi
d. Kerajaan Ternate – Tidore di Maluku


DAFTAR PUSTAKA

Fakhri, Majid. 1985. Sejarah Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Jaya
Hassan, Hassan Ibrahim. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Http://permatacanberra.wordpress/2002/03/09/sejarah_Islam_di_Indonesia
Http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah_Nusantara_pada_era_Kerajaan_Islam
Share:

0 comments:

Posting Komentar




IndoBanner Exchanges

MY ID YAHOO MASSENGER

view

http://bacablog.com

About Me

Foto saya
Aku adalah anak manusia yang hanya numpang singgah di bumi ini. Kini aku sedang mengisi dan melakukan sesuatu untuk mengisi waktuku di dunia ini EMAIL & FS jOIN ON adaeuvoli@gmail.com

Pengikut

Personal Business Directory - BTS LocalDigNow.orgTopOfBlogs Personal My BlogCatalog BlogRank live google page rank
Personal Blogs - Blog Catalog Blog Directory
EasyHits4u Ranking Blogger Ngalam
Masukkan Code ini K1-2C333A-A
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com!-- Histats.com START --> Check Google Page Rank

ADAMAKNA

BLOGGER INDONESIA

ABSEN DISINI


ShoutMix chat widget
Bisnis Internet | Bisnis Online | Uang dari Internet |  Duit gratis | komisi 80%
Earn money from your website/blog by, selling text links, banner ads - Advertisers can, buy links, from your blog for SEO. Get paid through PayPal