TAMAN Nasional Taroko di Taiwan menyuguhkan pemandangan lain. Deretan dinding marmer alami di bukitnya membuat kawasan di Hualien ini patut dikunjungi. Jurang dan air terjun juga mempercantik kawasan ini.
Sekitar 70 persen wilayah Taiwan dikelilingi pegunungan berhutan. Jajaran pegunungan itu membelah kawasan Taiwan dan membujur dari tenggara ke barat laut. Besarnya kawasan pegunungan ini justru menjadi daya tarik Taiwan. Dan salah satunya adalah Taman Nasional Taroko (Taroko National Park), yang terletak di Kota Hualien sekitar 200 km dari Taipei, ibu kota Taiwan.
Taman Nasional Taroko terkenal dengan ngarai yang diukir dengan batu marmer. Bukit yang menjulang dengan paduan jurang yang cukup curam, menghiasi taman nasional yang menjadi andalan Taiwan.
Keindahan Taroko tak hanya keindahan ngarai atau jurang yang curam, dinding marmer dari dasar jurang hingga di atas bukit menjadi pemandangan yang cukup menyejukkan mata. Belum lagi sungai yang mengalir di sela-sela bukit. Suara air deras yang mengalir selalu memecah kesunyian Taroko.
Untuk menuju ke Taman Nasional Taroko dibutuhkan waktu sekitar 30–40 menit dari kota Hualien. Jalan yang berkelok dan menanjak akan mewarnai perjalanan. Hutan lebat dengan kabut yang masih tersisa pada pagi hari akan menyambut kedatangan wisatawan. Belum lagi, awan mendung yang sering menggelayuti langit di atas Taroko.
Bagi rombongan wisatawan, tak langsung diantar ke Taman Nasional Taroko. Namun, pemandu akan membawa ke sebuah kawasan peristirahatan untuk mendapat sedikit pengetahuan tentang Taman Nasional Taroko. Di sebuah aula, wisatawan akan memperoleh pengarahan sekitar 30 menit tentang apa yang dimiliki Taman Nasional Taroko.
Seusai mendapat sedikit pengetahuan tentang taman yang mempunyai luas 92.000 hektare ini, wisatawan akan diajak menuju kawasan Taman Nasional Taroko. Untuk dapat menikmati keindahan Taman Nasional Taroko, wisatawan harus berjalan kaki menyusuri jalan beraspal dengan pemandangan tebing bermarmer dan jurang yang curam.
Selanjutnya, wisatawan akan kembali diantar ke tempat lain. Di kawasan lainnya, wisatawan diwajibkan mengenakan helm. Ketika ingin memasuki kawasan berbukit dengan ke dalam jurang hingga puluhan meter, semua wisatawan akan dicegat petugas dan diwajibkan mengenakan helm. Pecahan batu yang menempel tebing atau dari atas bukit di Taman Nasional Taroko terkadang masih jatuh, yang bisa membahayakan wisatawan.
“Harus pakai helm ya, kaya di proyek-proyek saja,” canda Sebastian Matengkar, wisatawan asal Yogyakarta, Indonesia yang beruntung bisa menikmati Taiwan selama dua minggu.
Di kawasan kedua ini, wisatawan dipaksa berjalan kaki sekitar 1,5 km. Selama melangkahkan kaki, di sisi jalan, wisatawan akan selalu ditemani tebing. Sisi kanan jalan selebar tiga meter tersebut langsung menempel dinding tebing, sedangkan di sebelah kiri langsung menempel jurang. Sebagian jalan akan ditutupi tebing yang menjorok setengah seolah memayungi wisatawan saat berjalan.
Di kawasan ini, sungai menjadi pemandangan yang menyejukkan. Airnya yang jernih berjalan melintasi dasar jurang. Sungai yang mengukir Liwu Taroko Gorge ini keluar dari gunung marmer tinggi. Sungai ini berbentuk huruf V dengan lembah dan tebing-tebing curam. Di beberapa kawasan, dinding-dinding batu lembah begitu dekat dengan hiasan garis tipis sinar matahari. Air terjun kecil dari tebing dan pohon menempel pada permukaan vertikal, seperti gambaran pada lukisan tradisional China.
Selain itu, di kawasan Taroko ini, kita bisa menemukan batu giok yang bisa diperoleh dalam ngarai. Giok ini hanya ditemukan di Taiwan dan Hualien menjadi pemasok utama batu giok di dalam negeri ataupun ke luar negeri.
“Selama di Taiwan, mungkin kawasan ini yang paling indah. Ini luar biasa,” ungkap Karl Allan DelaCruz Barlaan, wisatawan asal Filipina.
Karl memang tak hanya asal ucap. Keindahan Taman Nasional Taroko memang menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Taiwan. Karena bukan hanya memamerkan keindahan bukit, ngarai, atau dinding marmer, taman ini juga menyajikan beberapa spesies hewan dan beberapa di antaranya khas Taiwan. Kupu-kupu dan 144 jenis burung menghuni di Taman Nasional Taroko. Selain itu terdapat 34 spesies hewan yang ditemukan di taman, termasuk beruang hitam, monyet batu, serow (kambing kijang), babi hutan, dan rusa sambar.
Sayang, hewan-hewan ini tidak gampang disaksikan. Wisatawan harus memasuki kawasan hutan di bukit-bukit. Itu pun tak semua hewan yang bisa ditemui. Dengan perjuangan menapaki bukit dipastikan akan menemui beberapa jenis hewan yang menjadi penghuni kawasan ini.
Taman Nasional Taroko juga menyajikan air panas Wenshan. Di sana disediakan kolam besar yang dikelilingi dinding-dinding marmer. Dengan berendam, wisatawan bisa menikmati mata air panas (125 derajat Fahrenheit) serta air sungai yang dingin.
Setelah itu, wisatawan juga bisa mendaki melintasi sebuah jembatan penyeberangan ke Candi Xiangde. Candi ini memiliki 36 kaki patung Bodhisattva Avalokitsevara. Tunnel of Nine Turns Trail memberikan pemandangan yang berbeda. Tunnel of Nine Turns Trail ini mempunyai panjang sekitar 1,2 mil. Di sini wisatawan bisa menikmati jurang marmer, sungai, tebing, terowongan, dan ekosistem vegetasi yang tumbuh di tengah-tengah berbatu.
Daerah lain adalah Baiyang Trail, dan atau Shakadang Walkway. Bagi yang berkunjung ke Taman Nasional Taroko, pastikan kamera digital Anda mempunyai gigabit yang cukup.
“Sangat disayangkan jika mereka yang ke Taiwan tidak melewati harinya mengunjungi Taroko. Sebuah tempat yang indah dengan pemandangan alami,” ungkap Markus Tan, wisatawan asal Malaysia.
sumber
0 comments:
Posting Komentar