Walaupun disebut makam keramat, namun makam Mbah Priok yang berada di area Pelabuhan Petikemas Koja, juga tak luput dari sikap rakus manusia untuk melakukan penggusuran. Tak tanggung-tanggung, makam ini pernah ditawar senilai Rp3 triliun.
Namun, ahli waris makam bergeming dengan rayuan tumpukan nominal yang mungkin bakal menyejahterakan itu. Jangankan hanya Rp3 triliun, ratusan triliun pun tak membuat pengurus makam tergiur.
"Mau dibayar Rp3 triliun atau ratusan triliun pun, kalau disuruh pilih dengan kiamat, saya akan memilih kiamat atau tenggelam Jakarta," tukas pengurus makam, Habibina, saat berbincang dengan okezone di majelis taklim yang berada di kompleks makam, Jalan Keramat Ujung, Tanjung Priok, Kamis (14/1/2010).
Menurut kabar, pihak yang bernafsu melakukan penggusuran merupakan pihak pengelola Pelabuhan Petilkemas Koja. Pasalnya, makam Mbah Priok berada di area tersebut.
Ahli waris mempercayai, makam Mbah Priok merupakan paku bumi yang dijaga keberadaannya oleh malaikat dan Allah SWT. Keberadaan makam ini tidak bisa dinilai dengan triliunan uang sekalipun.
"Karena ini adalah makam wali. Siapa yang benci dengan makam wali, maka membenci pula kepada Allah," tegas Habibina.
Disebutnya, pihak-pihak yang bernafsu menggusur makam Mbah Priok, merupakan orang-orang yang tidak mengerti kesucian wali. "Minimal kalau mereka tidak mengerti wali, harus menghormati makam ini adalah makam sejarah, yang pertama kali menamai Tanjung Priok," tuturnya.
Bahkan, bekas penjajah bumi nusantara pun, Belanda, menghormati keberadaan makam yang berada di pinggir laut itu. Belanda sempat berpesan, jika makam keramat ini tidak boleh diganggu, dibongkar, atau pun dipindahkan.
Makam ini, ditegaskannya, tidak akan pernah tergusur. Karena, jika tergusur, maka umat Islam lah yang akan turun untuk mencegah penggusurannya.
"Saya hanya minta agar kejadian tahun 2004 tidak terjadi lagi. Sebab makamnya wali ini kan pakunya alam. Jangan macam-macam dengan makam keramat," terangnya.
SUMBER
0 comments:
Posting Komentar