Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri mengatakan, saat ini kepolisian bekerja dengan anggaran yang minim. Anggaran tersebut sangat berpengaruh terhadap penyidikan dalam penanganan kasus di seluruh Indonesia.
"Jujur, anggaran penyidikan kecil. Kita mampu selesaikan 40 persen (kasus) sudah hebat," ucap Kepala Polri saat pertemuan dengan pimpinan dan jajaran redaksi harian Kompas di Kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa (24/11).
Kepala Polri menjelaskan, 75 persen dari total anggaran yang diterima digunakan untuk membayar gaji sekitar 465.000 personel. Sisa anggaran untuk membiayai biaya operasional. Kepala Polri memberi contoh minimnya biaya untuk patroli petugas di lapangan. Pada 2009, Polri mendapat anggaran sekitar Rp 24 triliun.
Kepala Polri mencontohkan, untuk motor patroli, dana yang disediakan hanya mampu membiayai dua liter BBM per hari per motor. Adapun untuk mobil patroli, dana hanya untuk lima liter per hari. "BBM saja untuk dipenuhi sangat sulit," kata Kepala Polri.
Menurut dia, minimnya anggaran itu berdampak ke petugas di lapangan. "Anak-anak yang tidur di lapangan, penyidik yang kejar (tersangka) di lapangan, tidak ada uang lembur. Cuma ada satu, suatu kebanggaan," kata dia.
Namun, dengan anggaran minim itu, Kepala Polri berusaha menghindari penyimpangan. Ia akan menindak tegas jajarannya yang melakukan penyimpangan anggaran atau melakukan korupsi. Salah satu cara menghindari penyimpangan yang telah dilakukan adalah menyalurkan langsung anggaran yang diterima Polri ke semua polres di Indonesia tanpa melewati Mabes Polri.
"Saya telah tindak tegas pati-pati (perwira tinggi) yang macam-macam. Dana operasi di lapangan saya perintahkan tidak boleh dipotong. Anggaran juga langsung ke polres tidak melalui Mabes," papar Kepala Polri.
sumber
0 comments:
Posting Komentar