Sejak maraknya bisnis media online, masyarakat pengguna internet dengan cuma-cuma membaca setiap informasi di sebuah halaman website. Belakangan, ide untuk tidak menggratiskan berita untuk pembaca muncul.
Eric Schmidt, Chief Executive Officer Google mengaku sulit untuk menerapkan sistem baru tersebut. Pasalnya, setiap content yang tayang di Internet bersifat gratis dan selalu tersedia setiap saat.
Selain itu, menurut Schmidt, apabila langkah tersebut dilakukan, tentu keuntunganpun datang bagi pemilik media online. Dengan memanfaatkan sisi khusus berita, bukan tidak mungkin akan mendatangkan banyak pundi-pundi dolar.
Namun kenyataannya bertolak belakangan dengan keadaan sebenarnya. Akan tidak berharga lagi kalau banyak media serupa yang menawarkan yang serba gratis, soalnya saingan untuk menyajikan berita secara gratis di website sangat besar.
“Pada umumnya model ini tidak akan berjalan untuk konsumsi umum, karena mereka (pembaca) cukup mendapat sumber gratis,” kata Schmidth, seperti VIVAnews kutip dari Internetnews, 18 September 2009. “Kecil nilai yang dibayar apabila tidak memuaskan berdasarkan kualitas harga,” ucapnya.
“Jadi saya kira, pasarnya lebih dikhususkan lagi. Akan mungkin dilakukan dan saya pikir tidak bisa dilakukan untuk semua berita,” ucap Schmidth.
Rencana itu sebetulnya sudah sukses dilakukan, buktinya The Wall Street Journal yang di beli New Corp di 2007 lalu, itu salah satunya surat kabar harian yang mengharuskan tagihan untuk mengakses situsnya.
Adalah New York Post dan Britain Sun atau The London Times, tengah tahun depan akan memberlakukan itu kepada para pembacanya.
SUMBER
Eric Schmidt, Chief Executive Officer Google mengaku sulit untuk menerapkan sistem baru tersebut. Pasalnya, setiap content yang tayang di Internet bersifat gratis dan selalu tersedia setiap saat.
Selain itu, menurut Schmidt, apabila langkah tersebut dilakukan, tentu keuntunganpun datang bagi pemilik media online. Dengan memanfaatkan sisi khusus berita, bukan tidak mungkin akan mendatangkan banyak pundi-pundi dolar.
Namun kenyataannya bertolak belakangan dengan keadaan sebenarnya. Akan tidak berharga lagi kalau banyak media serupa yang menawarkan yang serba gratis, soalnya saingan untuk menyajikan berita secara gratis di website sangat besar.
“Pada umumnya model ini tidak akan berjalan untuk konsumsi umum, karena mereka (pembaca) cukup mendapat sumber gratis,” kata Schmidth, seperti VIVAnews kutip dari Internetnews, 18 September 2009. “Kecil nilai yang dibayar apabila tidak memuaskan berdasarkan kualitas harga,” ucapnya.
“Jadi saya kira, pasarnya lebih dikhususkan lagi. Akan mungkin dilakukan dan saya pikir tidak bisa dilakukan untuk semua berita,” ucap Schmidth.
Rencana itu sebetulnya sudah sukses dilakukan, buktinya The Wall Street Journal yang di beli New Corp di 2007 lalu, itu salah satunya surat kabar harian yang mengharuskan tagihan untuk mengakses situsnya.
Adalah New York Post dan Britain Sun atau The London Times, tengah tahun depan akan memberlakukan itu kepada para pembacanya.
SUMBER