Perlambatan ekonomi global telah membuat dunia semakin tidak stabil tahun lalu. Imbas tingginya harga makanan dan bahan bakar pada awal 2008 dan semakin dalamnya resesi telah mengikis perdamaian.
Berdasarkan Indeks Perdamaian Global (GPI) 2009 yang dikompilasi Institute for Economics and Peace, sebuah unit dari majalah The Economist, disebutkan bahwa Selandia baru merupakan negara yang paling damai, di tengah resesi yang mengguncang, sementara Irak berada di posisi paling buncit.
Indeks tersebut mengungkapkan adanya interaksi kuat antara perdamaian, bisnis, dan ekonomi, khususnya dalam konteks perlambatan ekonomi global tahun lalu. Ditemukan bahwa melemahnya perekonomian telah meningkatkan instabilitas politik, berbagai demonstrasi, dan kejahatan di berbagai negara.
"Meningkatnya angka pengangguran secara cepat telah membekukan dan menjatuhkan nilai harga rumah, tabungan, dan dana pensiun. Hal tersebut menimbulkan kemarahan di banyak negara," sebut laporan yang dirilis di Washington hari ini, Selasa (2/6/2009).
Islandia, negara yang paling damai tahun lalu, turun ke posisi keempat setelah terjadinya protes dengan kekerasan akibat merosotnya ekonomi negeri itu.
"Ada korelasi yang sangat, sangat kuat antara perdamaian dan kesejahteraan," kata Steve Killelea, pendiri GPI kepada Reuters. "Perdamaian merupakan indikator terdepan pada kesejahteraan ekonomi."
Selandia Baru menggantikan Islandia pada urutan teratas dari 144 negara. 10 negara teratas antara lain merupakan negara-negara Skandinavia utama seperti Austria di urutan kelima. Sementara Jepang ketujuh, dan Kanada kedelapan.
Pada 2009, GPI ditentukan oleh 23 indikator kuantitatif dan kualitatif yang mengombinasikan faktor-faktor internal dan eksternal sebuah negara. Indikator yang dimaksud antara lain ekspor persenjataan, kejahatan dengan kekerasan, kematian di medan tempur, populasi penjara, tingkat organisasi kejahatan, potensi terorisme, stabilitas politik, dan unjuk rasa dengan kekerasan.
GPI menggunakan data dari sumber-sumber yang dihormati, termasuk dari Institute of Strategic Studies, Bank Dunia, sejumlah kantor PBB, dan lembaga-lembaga perdamaian.
Naiknya peringkat Selandia Baru ditopang oleh pemilu yang memunculkan pemerintahan koalisi dengan dukungan mayoritas di parlemen pada November 2008. Selain itu juga rendahnya angka pembunuhan dan belanja pertahanan.
Amerika Serikat naik enam peringkat ke nomor 83, terjepit antara Ukraina dan Kazakhstan, setelah peneliti memangkas risiko terjadinya serangan teroris di negara itu. Sementara China masih belum berubah dari tahun lalu di posisi 74, dan Rusia berada pada urutan terbawah di nomor 136
sumber
0 comments:
Posting Komentar