Pas googling sore ini aku nemuin artikel bagus yang aku yakin ga semua orang tahu. Biasanya kan kalau di iklan-iklan susu berformula buat balita selalu diembel-embeli mengadung DHA,OMEGA 3 dan lain-lain demi menarik konsumen. Ternyata tidak semua kandungan bahan-bahan tambahan di susu tersebuat baik untuk balita. Berikut artikelnya, semoga bermanfaat:
Pagi ini tiba-tiba pengen banget minum susu. Inget sesuatu, ternyata Umi memberi ‘bekal‘ susu buat saya pas mudik kemarin. Susu yang gak biasa saya minum. Indomilk full cream putih. Susu yang katanya doyanan Abi. Sebenernya saya gak begitu maniak susu, tapi mengingat badan yang tipis ini dan demi kesehatan coba ahh… Ok lah percobaan pertama dimulai, ambil cangkir masukin 3 sendok susu bubuk itu dan campur dengan air panas. Aduk2 dan minum… Mmmprfff huex…rasanya eneg bgt! Kenapa yah?
Penasaran, trus liat kotaknya,.. Oh yah ternyata gak page gula, pantes rasanya gak karuan. Pas liat kotak ini ada suatu istilah yang ky nya familiar, tapi saya gak begitu jelas maksudnya. Yup itu dia istilah yang biasa didendangkan klo kita liat iklan susu balita di TV: omega 3, DHA, dan EPA.Alpha Linoleat Acid
Pada tau? daripada sok tau, akhirnya saya memutuskan googling dan dapatlah fakta berikut ini:
1. Asam lemak Omega 3 atau Omega-3 fatty acid merupakan salah satu isomer dari asam linoleat dalam hal ini asam α-linolenat (ALA)
2. Asam α-linolenat nabati dapat diperoleh misalnya dari minyak biji flax (Linum usitatissimum) (55%), biji ganja (Cannabis sativa) (20%), dan biji raps (Brassica napus) (9%). Asam lemak ini juga merupakan prekursor asam lemak Omega-3 lain yang dijumpai pada tubuh manusia: asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA).
3. Tubuh manusia sebenarnya secara alami memproduksi DHA, namun jumlahnya terlalu sedikit dan tidak rutin dihasilkan sehingga perlu tambahan dari luar.
4. 60 persen dari otak manusia terdiri dari lemak terutama asam lemak seperti DHA.
5. Tiga bulan terakhir kehamilan, ibu hamil perlu asupan DHA untuk membantu sintesis jaringan otak janinnya.
6. DHA banyak dijumpai pada berbagai ikan laut seperti salmon, tuna (terutama tuna sirip biru yang lima kali lebih banyak DHA-nya dibanding tuna lainnya), sarden, hering, makerel, juga kerang-kerangan. Meski tak sebanyak produk laut, sumber makanan seperti telur, daging, maupun hati dan otak sapi juga mengandung DHA.
7. Menurut para ahli gizi, suplemen yang mengandung EPA tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak karena keseimbangan EPA dan DHA masih kacau pada awal pertumbuhan. Karena itu, untuk ibu hamil dan anak-anak disarankan mengonsumsi DHA yang berasal dari rumput laut yang tidak mengandung EPA.
8. Kelebihan DHA bakal mengganggu kerja enzim desaturase dan elongase. Dalam kondisi normal, dua enzim itu mengubah lemak jadi asam linoleat dan asam alfa linolenat. Dua asam inilah yang memproduksi DHA dan asam arachidonic (AA). DHA merangsang produksi prostalglandin yang berfungsi mengencerkan darah dan memperlebar pembuluh darah.
9. AA merangsang produksi trombosit yang membuat darah mengental dan mempersempit pembuluh darah. Berhubung kelebihan pasokan DHA, enzim mengurangi produksi DHA-nya. Otomatis produksi AA pun ikut berkurang.
10. Pada bayi, sumber DHA yang tidak terkalahkan adalah air susu ibu (ASI) yang memang mengandung paling tidak 160 jenis asam lemak-termasuk DHA-yang sampai saat ini belum bisa disamai oleh industri susu formula.
11. Kadar ideal DHA untuk bayi normal maksimum 20 mg per kilogram berat bayi per hari. Sedangkan kadar DHA untuk bayi prematur, WHO menyarankan 40 mg per kilogram berat bayi.
12. Asupan DHA yang cukup dari ASI membuat pertumbuhan otak, sel-sel saraf, maupun penglihatan bayi lebih baik dibanding anak-anak yang tidak mendapatkan ASI. Sedang DHA dalam bentuk suplemen terbukti signifikan untuk bayi yang dilahirkan prematur.
13. Organisasi kesehatan dunia WHO dan British Nutrition Foundation tetap menyarankan penambahan DHA pada susu formula bayi. Dosisnya sekitar 20 miligram per kilogram berat bayi normal, atau 40 miligram per kilogram berat untuk bayi prematur.
14. Berdasarkan penelitian yang menggunakan metode double blind dengan kontrol plasebo, asam lemak omega-3 yang terkandung dalam minyak ikan diketahui dapat menurunkan gejala artritis rhematoid. Minyak ikan dosis tinggi juga menguatkan jari-jari tangan dan kaki terhadap suhu cuaca yang rendah.
15. DHA ternyata bisa memperbaiki kondisi pasien yang terkena lupus, psoriasis, mengurangi rasa sakit saat menstruasi pada remaja, melenturkan pembuluh darah sehingga menurunkan risiko serangan jantung, dan bahkan membantu mencegah osteoporosis.
16. Kandungan tambahan pada susu formula akan efektif berfungsi apabila bersinergi dengan zat gizi lain. Misalnya kandungan AA-DHA akan berfungsi baik bila bersinergi dengan zat besi dalam pembentukan otak. Jadi yang terpenting dari susu tetaplah zat gizi utamanya, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Jika kebutuhan dasar gizi sudah tercukupi, maka zat ekstra ini baru akan terasa manfaatnya.
17. Kandungan tambahan pada susu formula yang penting:
AA (Asam Arakidonat) – DHA (Dokosaheksaenoat)
Fungsinya adalah untuk tumbuh kembang dan perkembangan saraf di otak. Zat gizi ini juga membantu pembentukan jaringan lemak otak (mylenisasi) dan menjaga interkoneksi sel-sel syaraf otak. Kekurangan kedua zat ini akan menyebabkan perkembangan fungsi mental dan intelektual anak terhambat.
Karoten
Berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh, memelihara sel-sel sehat dan melindungi si kecil dari bahaya radikal bebas.
Selenium
Jenis mineral ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sekaligus berfungsi sebagai antioksidan
Sphingomyelin
Merupakan komponen utama dalam proses pembentukan selubung myelin otak. Selubung myelin berperan penting untuk mempercepat rangsangan antara sel syaraf.
18. Sebuah penelitian di Jepang menyebutkan tiga pria yang berisiko tinggi terkena kanker usus setelah mengonsumsi DHA selama dua tahun ternyata terkena kanker jenis lain.
So, menurutku susu dengan kandungan tambahan seperti Omega-3, AA-DHA, EPA ato yang lainnya itu baik, tapi dengan penggunaan yang tidak berlebihan. Kalau perlu dikonsultasikan ke dokter. Banyak situs-situs kesehatan yang bilang untuk berkonsultasi ke dokter untuk penggunaan AA-DHA dll, apa lagi untuk dikonsumsi oleh bayi.
SUMBER